Hal itu disampaikan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat menjelaskan survei tentang UMKM. Survei tersebut menyatakan hampir di semua sektor bisnis UMKM masih ekspansif, meskipun sedikit melambat.
“Selain itu kepercayaan pelaku UMKM kepada pemerintah juga semakin tinggi sebagaimana Indeks Kepercayaan UMKM kepada pemerintah yang menguat +5,6 poin,” ungkap Teten saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (3/4).
“Kami mengidentifikasikan ada 3 isu strategis dalam pemberdayaan UMKM keterbatasan akses permodalan, keterbatasan akses pemasaran, dan kenaikan harga bahan baku,” tambahnya.
Teten menerangkan berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menjadikan UMKM naik kelas. Salah satunya dengan kemudahan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kami perlu sampaikan juga bahwa realisasi Penyaluran KUR secara akumulatif (Tahun 2007- 2023) mencapai Rp1.751 triliun yang disalurkan 56.792.237 debitur dan hingga saat ini tercatat 25,42 juta UMKM telah onboarding digital Melalui Gerakan Berubah Digital Kemenkop UKM,” jelas Teten.
Sambung dia, tercatat pada tahun 2023 nilai transaksi pembelian Produk UMK dalam sistem Katalog mencapai Rp275.7 triliun.
Teten menegaskan bahwa 99,9 persen pelaku ekonomi Indonesia adalah UMKM. Sektor ini di Indonesia lebih bersifat survival.
“Sifatnya hanya untuk menghidupi keluarga. Tapi di negara lain, UMKM adalah bagian dari industri. UMKM kita
disconnected dengan industri sehingga tidak terhubung pada
supply chain dan ini yang akan kita benahi,” pungkas Teten.
Di akhir rapat, disepakati bahwa Komite IV DPD RI dan Kemenkop UKM sepakat bersinergi dalam melakukan sosialisasi dan implementasi program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM di daerah.
BERITA TERKAIT: